PUISI | Untuk Cita dan Rasa
Tuesday, April 30, 2019
Add Comment
Cita
Karya: Ahmad M Mabrur UmarSungguh sulit menggambarkan kamu dalam kosakata bahagia
Aku selalu gagal di batas aksaraku sendiri
Menggambarkan kamu dan semua keindahanmu
Kamu, namamu selalu berhenti di ujung lisanku
Sungguh sempurnanya kamu dari sekadar kata bahagia
Kata yang terlalu terbatas tak sanggup menampung semua rasa
Aksara yang nyaris habis tak mampu melengkapi semua cita
Siapa kamu yang membuatku hingga begini?
Aku tak ingin kau menatapku hanya karena puisiku
Hanya karena rangkaian kata tak bermakna seperti ini
Lebih dari itu,
Aku ingin kau punya alasanmu sendiri
Kamu adalah rasa terhebat
Juga cita terbesar
Kamu lebih dari sekadar sempurna
Ajari aku arti bahagiamu
Paconne, 09 Maret 2019
Sehelai Sajak Untuk Tuhan
Karya: Safira Ruhama Hasan
Aku menangis tersedu-sedu
Dosaku bagai butir pasir dan debu
Hawa nafsu menyambar dalam titian langkahku
Keimanan semakin pudar dalam relung qolbu
Ya Allah..
Aku diselimuti rasa malu
Begitu melimpah nikmat yang Kau anugerahkan padaku
Namun seringkali kumenutup mata dariMu
Ya Allah..
Begitu baik Engkau memperlakukanku
Kau dekatkan aku pada mereka yang tulus mencintaiMu
Agar mampu aku meniru setitik cintanya padaMu
Ya Allah..
Jangan pisahkan aku dari mereka yang mulia
walau hanya sekejap mata
Agar aku terus mampu berbenah
Memperbaiki langkah
Belajar mencintaiMu dengan sebenar-benarnya cinta..
Ya Allah..
Pandanglah aku dengan cahaya cintaMu
Sujud penghambaanku menghadapMu
Sucikanlah hati dengan MaghfirahMu
Agar mudah jalanku menuju syurgaMu
(Jum’at,15 Maret 2019)
Kawan Sehari
Karya: Ahmad M Mabrur Umar
Kemarin hingga malam tadi
Kita tak saling mengenal
Jangankan bertegur sapa
Menatap dan tersenyum pun tak pernah
Pagi tadi,
Kita hanya sekadar berjabat tangan
Berkenal nama dan bersapa untuk kali pertama
Lalu embun mengering
Lalu siangnya,
Kita bersama menantang terik
Seakan tak ada jagoan setangguh kita
Kamu merapal mantra dalam canda
Sore pun tiba,
Semua kata dan bahasa tubuh kita
Hanyalah canda dan gelak tawa yang tak pernah habis
Walau kadang rasa ego bercampur alir dengan darah muda kita
Sejenak malam menenangkan,
Suara sepi dan lembayung sunyi memanjakan lelah
Melelapkan satu demi satu suara kita
Membawa aku dan kalian menuju mimpi masing-masing
Entah kelak meja mana yang akan memutar kembali kisah ini
Terlalu cepat untuk disebut akrab
Terlalu lama untuk disebut sehari
Dan aku bangga pernah sejalan dengan kalian
Sampai jumpa di hari yang lain,
Kawan sehari.
Belopa, 09 Maret 2019
Sandiwara Cita Dan Rasa
Karya: Safira Ruhama Hasan
Yang mencinta
Tak pernah sadar bahwa yang dicinta tak pernah meminta
Yang merindu
Tak pernah sadar bahwa yang dirindu tak pernah merindukannya
Yang menunggu
Tak pernah sadar bahwa yang ditunggu tak pernah berjanji untuk bertemu
Yang berharap
Tak pernah sadar bahwa yang diharap tak pernah mengharapkannya
Yang mengkhianati
Tak pernah sadar bahwa ada yang merasa tersakiti
Yang mengingkari
Tak pernah sadar bahwa ada yang menunggu kepastian janji
Yang tiba-tiba hilang
Tak pernah sadar bahwa ada yang sedang menantinya datang
Yang berpaling
Tak pernah sadar bahwa ada hati yang terombang-ambing
Yang mencari
Tak pernah sadar bahwa yang dicari telah datang menghampiri
Yang bersedih
Tak pernah sadar bahwa kebahagiaan lebih banyak bertasbih
Dinamika Cita dan Rasa
Karya: Ahmad M Mabrur Umar dan Safira Ruhama Hasan
Bisa beri aku sedikit waktumu?
Kau selalu meminta waktu,
Kau saja selalu kehabisan waktu
Aku disampingmu, mendampingimu dan bersamamu,
Sekejam itukah waktu?
Mengubah kata menjadi rasa
Mengubah kawan menjadi lawan
Dan semua berlalu begitu saja
Dan waktu yang membuatku merindu
Tapi demi kamu,
seseorang yang tak pernah lepas dari doa,
Perjalanan kita menuju bahagia,
Memang bukan perkara mudah,
Kumohon, jangan cepat menyerah,
Dalam kesetiaan,
Mari kita berdampingan,
Aku percaya bukan suatu kebetulan,
Aku dan kamu dipertemukan.
Kamu kamu kamu...
Mengapa seolah hanya kamu?
Yang boleh menguasai setiap jengkal rongga di kepalaku
Kapan kau bisa luput sedikit saja?
Atau sekadar hilang sekejap saja
Aku ingin punya sehari tanpa kamu
Namun, rindu selalu membawamu kembali
Mungkin aku seorang keras kepala,
Mungkin aku seorang yang paling merepotkan,
Mungkin aku seorang pencemburu,
yang pernah kamu kenal dalam hidupmu,
Tapi..
Takkan kubiarkanmu berjalan tanpaku,
Telah kusatukan kau didekat nadiku,
Kehilanganmu?
Sama seperti aku bunuh diri
Dunia Maya, 27 Maret 2019
Kau selalu meminta waktu,
Kau saja selalu kehabisan waktu
Aku disampingmu, mendampingimu dan bersamamu,
Sekejam itukah waktu?
Mengubah kata menjadi rasa
Mengubah kawan menjadi lawan
Dan semua berlalu begitu saja
Dan waktu yang membuatku merindu
Tapi demi kamu,
seseorang yang tak pernah lepas dari doa,
Perjalanan kita menuju bahagia,
Memang bukan perkara mudah,
Kumohon, jangan cepat menyerah,
Dalam kesetiaan,
Mari kita berdampingan,
Aku percaya bukan suatu kebetulan,
Aku dan kamu dipertemukan.
Kamu kamu kamu...
Mengapa seolah hanya kamu?
Yang boleh menguasai setiap jengkal rongga di kepalaku
Kapan kau bisa luput sedikit saja?
Atau sekadar hilang sekejap saja
Aku ingin punya sehari tanpa kamu
Namun, rindu selalu membawamu kembali
Mungkin aku seorang keras kepala,
Mungkin aku seorang yang paling merepotkan,
Mungkin aku seorang pencemburu,
yang pernah kamu kenal dalam hidupmu,
Tapi..
Takkan kubiarkanmu berjalan tanpaku,
Telah kusatukan kau didekat nadiku,
Kehilanganmu?
Sama seperti aku bunuh diri
Dunia Maya, 27 Maret 2019
_____________________________________________________________________________
Semua puisi di atas dan beberapa puisi lain karya Ahmad M Mabrur Umar & Safira Ruhama Hasan dalam waktu dekat akan dimuat dalam sebuah buku antologi puisi bersama berjudul "Cita & Rasa".
Versi Video Musikalisasi Puisi "Dinamika Cita & Rasa"
Versi Video Musikalisasi Puisi "Dinamika Cita & Rasa"
Versi Video Musikalisasi Puisi "Sehelai Sajak untuk Tuhan"
Video lain bisa di lihat di YouTube Kosan Karya Channel
_____________________________Terima kasih atas kunjungan Anda dan telah bersedia membaca karya-karya sederhana kami. Dukung blog Kosan Karya dengan mengklik iklan yang tampil. Klik share jika Anda menganggap karya ini menarik dan layak dibagikan, atau tinggalkan komentar, kritik, dan saran agar dapat menjadi acuan bagi penulis.
Salam,
Terima Kasih.
0 Response to "PUISI | Untuk Cita dan Rasa"
Post a Comment