Esai - Kenangan Masa Lalu (Prolog Laskar Tanpa Nama)

Kenangan Masa Lalu (Prolog Laskar Tanpa Nama)
Rantu, 30 Juni 2016
Ahmad Ali, seorang anak yang berdiri di bawah langit biru berselimut awan selembut sutra. Ia pernah memandangi langit yang sama dari tempat lain yang kini jauh dari pandangan dan jangkauannya. Rindu rasanya dengan tempat itu. Ingin pula ia pijak kembali tanah yang menyimpan jejak-jejak kenangan nan pudar oleh jutaan liter rinai hujan dari malam ke malam.
Dari dalam rumah ia saksikan acara berita tahunan yang mengambarkan lalu-lalang kaum rantau hilir-mudik ke kampung halaman masing-masing. Sedikit rasa iri merasuk, menginginkan bersua dengan nenek, ibu dan adiknya yang masih ada di kampung sana. Khayalan indah menghiasi sedikit senyum kecil yang sering terpancar dalam heningnya kesendirian.
Ali, begitu panggilan akrabnya berandai-andai di atas kasur lusuh yang padahal baru dibelikan bapaknya setahun lalu. Suatu hari nanti di masa depan, ia ingin kembali ke tempat kelahirannya yang terletak di ujung barat pulau tertimur Indonesia itu. Bukan dengan kepalan tangan kosong yang hanya menjadi tanda kegagalannya mengarungi dunia, tapi ia akan kembali ke sana dengan menggenggam jutaan kesuksesan dari seluruh dunia.
Bulan Ramadan melempar kenangannya jauh ke masa lalu di saat ia bisa melaksanakan ibadah dengan keluarga yang lengkap. Bertarawih bersama sahabat-sahabat kecil yang sering iseng. Ia masih ingat malam itu bersama teman-teman sekolahnya hanya ribut saat shalat jama’ah sedang berlangsung. Lain lagi kenangannya dengan seorang gadis cantik yang jadi cinta pertamanya, memang tak seharusnya anak sekecil itu yang bahkan masih duduk di bangku Sekolah Dasar telah mengenal cinta.
Saat itu Ali tinggal bersama Kakek dan Neneknya yang sangat taat dengan agama. Hari-hari Ali diajarkan tentang agama, mulai Shalat, mengaji, dan diajarkan berbagai doa-doa untuk kegiatan sehari-hari. Bahkan saking taatnya Ali sempat dilarang untuk melanjutkan sekolah dan lebih memperdalam agama di kampungnya.
Satu per satu ingatan Ali siang itu menghantarkannya mengenang jauh ke masa lampau. Tak cukup rasanya waktu mengenang betapa indahnya masa kecil yang kini hanya bisa ia rindukan.
“Hari ini pulang kampung....” Celoteh salah seorang sahabat melalui status dan postingan di Facebook.
Diana namanya, sahabat  SD Ali yang juga pergi melangkahkan kaki jauh dari Desa masa kecil mereka. Berbeda dengan Ali yang hanya bisa merindukan, tahun ini Diana bisa mengunjungi keluarga di desa Mamau, nama desa itu. Diana dan Ali sudah bersahabat sejak mereka kelas enam SD, kenangan ini kembali membuat Ali mengenang jauh ke masa lampau.

Ahmad Ali, kelahiran desa Mamau, 10 Agustus 1998, anak pertama dari dua bersaudara, Ia sempat menjadi anak tunggal selama 11 Tahun. Badannya sedikit berisi, tingginya sekitar 160 cm, rambutnya sedikit bergelombang berwarna hitam. Ia adalah manusia sejuta mimpi, ia selalu bermimpi dan selalu berjuang mewujudkan mimpi-mimpinya itu. Tidak mudah memang dalam mewujudkan mimipi-mimpi itu Ali pun terkadang menyerah dengan mimpi-mimpi itu. Seseorang bernama Ali itu adalah Aku, akan kuceritakan perjalanan hidupku dalam merangkai dan berjuang mewujudkan mimpi. Satu hal yang sering teringat dari seseorang, seseorang itu pernah berkata “mimpi itu tidak akan terwujud jika kita hanya bermimpi dan tertidur, mimpi akan terwujud bila kita bangun dan mulai mewujudkan mimpi-mimpi itu”, nanti akan kuberi tahu siapa yang memberikanku petikan motivasi itu. Inilah kisahku, kawan.

Keterangan esai:
Esai ini pernah diikut sertakan dalam Lomba Cipta Esai Nasional bertema "Pulang" yang di selenggarakan oleh Jejak Publisher (http://www.jejakpublisher.com) pada Juni 2017 lalu. Dalam lomba ini, pengarang berhasil mendapat Piagam Penghargaan sebagai Peserta Terinteraktif (Tag terbanyak).
Naskah ini menjadi naskah pertama pengarang yang diikutsertakan dalam lomba.




_____________________________
Terima kasih atas kunjungan Anda dan telah bersedia membaca karya-karya sederhana kami. Dukung blog Kosan Karya dengan mengklik iklan yang tampil. Klik share jika Anda menganggap karya ini menarik dan layak dibagikan, atau tinggalkan komentar, kritik, dan saran agar dapat menjadi acuan bagi penulis.
Salam,

Terima Kasih.

0 Response to "Esai - Kenangan Masa Lalu (Prolog Laskar Tanpa Nama)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Beberapa karya dalam blog ini telah dibukukan dan diterbitkan, silakan klik DI SINI untuk melihat beberapa buku karya kami. Buku dapat dibeli secara resmi di toko Shopee kami Seputar Komputer Project
oOoOoOo

Iklan Tengah Artikel 1



Klik Di Sini Untuk Mengiklankan Produk Anda di Blog ini.

Iklan Tengah Artikel 2




Iklan Bawah Artikel

oOoOoOo
DUKUNG KOSAN KARYA UNTUK TERUS BERKARYA:

Donasi Via Saweria atau dukung Kosan Karya dengan klik iklan google (Google Adsense) yang tampil


Klik Di Sini Untuk Mengiklankan Produk Anda di Blog ini.

Beberapa karya dalam blog ini telah dibukukan dan diterbitkan, silakan klik DI SINI untuk melihat beberapa buku karya kami. Buku dapat dibeli secara resmi di toko Shopee kami Seputar Komputer Project
oOoOoOo