PUISI | Menuju PADA
Friday, December 14, 2018
Add Comment
Pada Pagi yang Akan Tiba
Karya: Abdul Zahir S.Pd., M.Pd. (Zahir Makkaraka)
Detik kulalui dalam gelisah membisu
Malam berlalu pernah membungkus kaku
Diriku bersama keheningan yang memaku
Merajam jasad dan jiwa yang terkulai terpukau
Tak perlu lagi mencipta sesal
Biarkan melayang jiwa-jiwa yang kesal
Usah hiraukan kata-kata manusia bebal
Pilih keteguhan imani yang kekal
Kini pagi datang menyapa
Tumpah ruah tercipta segala asa
Susul segala janji biar mengada
Wujudkan mimpi tadi malam dan kemarin lusa
Pada pagi yang akan tiba
Sambut dengan gembira dan senyum ceria
Segenap aksara satukan jadi cerita
Tentang suka duka, pun benci dan cinta
Pada pagi yang akan tiba
Kutitipkan pesan tentang rasa
Tentang rindu untukmu yang masih ada
Malam berlalu pernah membungkus kaku
Diriku bersama keheningan yang memaku
Merajam jasad dan jiwa yang terkulai terpukau
Tak perlu lagi mencipta sesal
Biarkan melayang jiwa-jiwa yang kesal
Usah hiraukan kata-kata manusia bebal
Pilih keteguhan imani yang kekal
Kini pagi datang menyapa
Tumpah ruah tercipta segala asa
Susul segala janji biar mengada
Wujudkan mimpi tadi malam dan kemarin lusa
Pada pagi yang akan tiba
Sambut dengan gembira dan senyum ceria
Segenap aksara satukan jadi cerita
Tentang suka duka, pun benci dan cinta
Pada pagi yang akan tiba
Kutitipkan pesan tentang rasa
Tentang rindu untukmu yang masih ada
Pelangi Abu-Abu
Karya: Ahmad M Mabrur Umar
Hei, sayang!
Malam ini hujan
lagi.
Katanya setelah
hujan selalu ada pelangi.
Tapi apa bisa
pelangi terbit di malam hari?
Semoga tak
semenyakitkan pelangi yang kau janjikan nyaris satu dasawarsa yang lalu.
Palopo, 08
November 2018
Desah dan Resah Sang Kursi
Karya: Abdul Zahir S.Pd., M.Pd. (Zahir Makkaraka)
Aku empuk asyik ditepukKadang digoyang diputar-putar
Sesekali mendesah
Tahun depan aku ramai digoyang
Tampin ditaruh dimana-mana
Janji diumbar kemana-mana
Hanya untuk mendudukiku
Tak ada permata yang kumiliki
Bahkan lapuk bisa menjangkiti
Diriku raganya berganti
Kadang aku resah dibalik desahku
Yang mendudukiku kadang ingkar janji
Rabanya padaku tak semesra sapanya pada yang diberi janji
Aku hanya kursi yang suka dielus pagi-pagi
Karena wanita dan harta dipeluknya dini hari
Desahku mengiringi resahku
*****
Ruang Dosen Informatika UNCP, 14 September 2018
Untuk Safira
Karya: Ahmad M Mabrur Umar
Tadinya aku ingin
berpuisi
Tentangmu,
tentang namamu
Tapi, aku selalu
mati di batas kata-kataku sendiri
Seperti tak ada
yang bisa mewakili namamu dalam puisi apapun
Dik,
Seperti itu kau
sebut dirimu
Atau aku harus
memanggilmu serupa itu?
Bolehlah,
dibanding aku harus memanggilmu dengan sebutan yang lain
Aku mungkin tahu
rasanya menjadi kau;
Menjadi sebutir
perindu bagi sosok yang mulia
Aku mungkin tahu
rasanya menjadi kau;
Tapi, aku tak
tahu bagaimana kau bertahan dan kuat?
Mungkin aku harus
belajar menjadi kau;
Menjadi kuat
dalam balutan luka,
Menjadi tegar di
deru ombak,
Dan menjadi kau
yang aku kagumi.
________________________________________________________________
Semua puisi di atas dan beberapa puisi lain karya Abdul Zahir S.Pd.,M.Pd. dan Ahmad M Mabrur Umar akan dimuat dalam sebuah buku antologi puisi bersama berjudul "PADA".
_____________________________Terima kasih atas kunjungan Anda dan telah bersedia membaca karya-karya sederhana kami. Dukung blog Kosan Karya dengan mengklik iklan yang tampil. Klik share jika Anda menganggap karya ini menarik dan layak dibagikan, atau tinggalkan komentar, kritik, dan saran agar dapat menjadi acuan bagi penulis.
Salam,
Terima Kasih.
0 Response to "PUISI | Menuju PADA"
Post a Comment