NOVEL | 1 Titik (part 1) - Masa Silam Yang Kelam


Masa Silam Yang Kelam
Tak terhitung berapa banyak kesalahan yang telah diperbuat. Sehari-hari hanya bisa berbuat masalah di mana-mana, tauran, kebut-kebutan, dan mengkonsunsi barang-barang haram adalah sebagian kecil dari kesalahan-kesalahan itu. Ditambah lagi dengan kondisi rumah yang seolah tak pernah perduli lagi dengan apa yang kuperbuat.
Jauh dari energi-energi kereligiusan. Sedetik mengingat Tuhan pun tak pernah, terbuai dalam gemerlap dunia yang sesaat, terantai dosa-dosa yang membukit. Sedari kecil orang tuaku tak pernah mengajariku sedikitpun tenteng agama. Harta berlimpah membuatku menjadi sosok yang angkuh dan sombong. Tak pernah menyadari semua itu hanya titipan Tuhan yang kapan pun bisa sirna.
Meski namaku Ahmad Muslim, namun nama itu tak mencerminkan kepribadianku. Apalah arti sebuah nama, nama dibuat hanya dibuat agar dapat membedakan panggilan antara individu satu dengan yang lain.
Bahkan karena sifatku ini aku pernah merasakan kelamnya dunia jeruji besi hingga merasakan terbaring di rumah sakit. Bukan sekali dua kali, namun sudah berkali-kali. Karena kurangnya perhatian dari keluarga, membuat aku kembali terperangkap dalam kelamnya kehidupan.
Saat itu aku yang sedang sendiri di rumah, tak tahu harus berbuat apa, seorang teman datang dan mengajakku menikmati kehidupan dunia malam. Aku yang tidak betah berlama-lama di rumah akhirnya mengikuti ajakannya. Inilah awal dari kenakalanku, dan sejak saat itu aku terjerumus mengikuti jalan yang salah. Seperti biasa kedua orangtuaku tak perduli, padahal mereka melihat sendiri kenakalan-kenakalan yang sering kuperbuat.
Imbasnya tak hanya kurasakan sendiri, kedua orangtuaku pun merasakannya. Pernah ada seorang warga yang tidak suka dengan perlakuan kasarku kepada anaknya.
“Pak! anak Anda keterlaluan, tiap hari anak saya dimintai uang, kalau tidak diberi anak saya dipukuli!”
Mungkin seperti itulah kalimatnya. Namun, ayahku tak ambil pusing, hanya dengan diberi sejumlah uang orang itu pun menyepakati bahwa masalah ini selesai.
“Mad! kalau sampai ada masalah seperti ini lagi, ayah tidak mau perduli lagi. Itu semua urusanmu bukan urusan ayah atau ibu lagi! Ingat itu baik-baik!” Itulah serunya padaku.
Namun, itu ada sekedar seruan yang kuanggap biasa karena mereka hanya menyuruhku mengurus urusanku sendiri tanpa meyuruhku merubah sikap. Aku yang tak perduli lantas meninggalkan rumah, pergi bersama teman gengku.
Rendi, Diaz, dan Rio adalah sobat-sobat satu gengku. Saat bersama mereka, aku merasa hanya mereka yang bisa membantuku lari dari semua masalah. Semua obat-obatan, miras dan barang barang lain yang dianggap haram bagi orang lain, namun halal bagi kami.
“Aaaaahhhh...(menghela napas) malam ini, ada yang punya rencana?”  Tanya Rendi dalam pengaruh minuman keras alias mabuk.
“Bagaimana kalau malam ini kita keliling kota” Ulas Rio.
“Itu ide bagus bos...” Sambut Diaz.
Tanpa pikir panjangkami pun beraksi malaam itu dengan sebuah mobil butut. Dalam keadaan mabuk, aku yang mengambil ali kemudi mobil.
“Hey Mad!!! Kata orang kalau nyetir harus pakai sabuk pengaman, biar aman, hahaha...” Kata Diaz yang mabuk sambil menyelelempangkan sabuk pengan padaku.
“Kamu terlalu taat, sob!” Kataku
Perjalanan kami pun dimulai. Dengan kecepatan penuh, di dalam mobil kami melakukn berbagai kegiatan yang tak bermanfaat yaitu, minum minuman keras saling ejek, dan lainnya.
Tak lama kejadian buruk pun terjadi malam itu. Saat kendaraan kami melaju dengan kecepatan penuh, tiba-tiba mobil kami berpapasan dengan truk pengangkut semen. Aku yang dalam keadaan setengah sadar, mencoba menginjak rem, namun ternyataan yang kuinjak adalah pedal gas. Dalam keadaan panik aku banting stir ke arah kanan. Namun, upaya itu sia-sia, kendaraan kami menghantam bagian muka truk itu. Benturan keras pun tak terelakkan membuat aku tak sadarkan diri di lokasi itu. Kali ini aku koa selama sebulan.
“Kamu beruntung masih bisa selamat dari kecelakan itu. Walau kamu mengalami pendarahan di otak dan mengalami amnesia ringan, namun itu masih jauh lebih baik daripada ketiga temanmu yang lain” Sambut dokter yang menanganiku, kala aku mulai membuka mata.
“Mereka kenapa, Dok?” Tanyaku.
“Mereka meninggal di tempat malam itu juga”
Malam itu aku merasa sangat terpukul mendengar kabar itu.
“Kenapa aku tidak mati saja seperti mereka?” Keluhku.
“Astagfirullah, Seharusnya kamu bersyukur karena Allah masih memberimu keselamatan!” Seru doker.
“Dalam hati kecilku, aku sangat ingin bertaubat. Tapi, pikiranku mengatakan Allah kurang adil, setelah Dia menjadikanku sebagai anak yang kurang diperhatikan oleh orangtua, kini Dia kembali mengambil sahabat-sahabatku. Apa mungkin Dia ingin membuatku sengsara dengan hidup sebatang kara? Aku Cuma ingin hidup seperti yang lain, yang punya orangtua yang perhatian!” Kataku, mengungkapkan isi hati.
“Kamu jangan pernah merasa Allah itu tidak adil, mungkin Dia punya rencana yang baik di balik semua ini. Ingat! Allah tidak akan memberikan apa yang kau inginkan, karena itu hanya membuatmu menjadi orang yang rakus, ingin ini dan itu. Tapi Dia akan memberikan apa yang  terbaik untukmu.” Ia menahan napas sejenak. “Kalau kamu serius ingin tobat, saya punya kenalan seorang Ustadz yang mengerti agama dan mungkin bisa membantumu,” lanjutnya.
Mendengar nasihan Dr. Riza hatiku merasa sedikit terketuk dan berniat untuk coba bertobat.
****

_____________________________
Terima kasih atas kunjungan Anda dan telah bersedia membaca karya-karya sederhana kami. Dukung blog Kosan Karya dengan mengklik iklan yang tampil. Klik share jika Anda menganggap karya ini menarik dan layak dibagikan, atau tinggalkan komentar, kritik, dan saran agar dapat menjadi acuan bagi penulis.
Salam,

Terima Kasih.

0 Response to "NOVEL | 1 Titik (part 1) - Masa Silam Yang Kelam"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Beberapa karya dalam blog ini telah dibukukan dan diterbitkan, silakan klik DI SINI untuk melihat beberapa buku karya kami. Buku dapat dibeli secara resmi di toko Shopee kami Seputar Komputer Project
oOoOoOo

Iklan Tengah Artikel 1



Klik Di Sini Untuk Mengiklankan Produk Anda di Blog ini.

Iklan Tengah Artikel 2




Iklan Bawah Artikel

oOoOoOo
DUKUNG KOSAN KARYA UNTUK TERUS BERKARYA:

Donasi Via Saweria atau dukung Kosan Karya dengan klik iklan google (Google Adsense) yang tampil


Klik Di Sini Untuk Mengiklankan Produk Anda di Blog ini.

Beberapa karya dalam blog ini telah dibukukan dan diterbitkan, silakan klik DI SINI untuk melihat beberapa buku karya kami. Buku dapat dibeli secara resmi di toko Shopee kami Seputar Komputer Project
oOoOoOo