[CERPEN] Halte


Halte
Bangku halte yang panjang masih terasa sempit untuk beberapa orang di sana. Lebih lagi atap besi yang terpanggang sengatan matahari pukul dua sebelas mulai menjerit-jerit. Anak-anak berlalu lalang menjajakan minuman dingin yang barang kali bisa menghilangkan dahaga para pengunjun halte yang bermandi peluh sedari tadi.
Suasana makin riuh dengan suara-suara rengekan balita-balita yang barangkali mulai lelah menunggu. Seperti biasa, semua orang hanya sibuk dengan dirinya sendiri. Entah itu ibu yang sibuk menenangkan rengekan si anak, seorang remaja yang sibuk dengan eartphone di kepalanya atau seorang bapak yang dengan setiap menatap lembar demi lembar koran hari ini, dengan berita utama, “aksi mahasiswa di depan kantor DPRD menuai korban”.
“Sadis betul, orang-orang yang hanya ingin menyuarakan keadilan malah disambut gas air mata,” gerutunya sambil menggelang-gelangkan kepala.
“Mahasiswanya juga anarkis,” sambungnya seperti berbicara dengan dirinya sendiri.
Entah doa siapa yang sedang dikabulkan Tuhan. Atap besi yang terpanggang tadi mulai bertepuk tangan, merasa lega menyambut hujan yang tiba-tiba mengguyur. Ah, siapa pun yang mengirim doa ini, terima kasih kepadanya. Setidaknya itulah yang ada di benak mereka yang sedari tadi mengeluh kepanasan.
Rintik-rintik air yang jatuh itu seakan ingin ikut berteduh. Menerobos dan membasahi bangku halte. Tentu seperti biasa, ada saja yang masih juga mengeluh. Ya, diberi panas mengeluh, diberi hujan pun mengeluh. Mungkin Tuhan mulai bingung harus apa.
Aku sebagai manusia biasa pun mulai tak suka dengan hujan kali ini. Bagaimana tidak, di tengah bangku halte yang mulai pengap aku pun harus berusaha menjaga jarak dengan jangkauan air yang datang. Sambil tetap menjaga pandangan ke arah sisi lain bangku, tepat pada seorang gadis manis yang tampak sibuk dengan ponsel pintarnya. Dengan sesekali tersenyum dan membuatku makin mengaguminya.
Tuhan, ini lebih baik daripada hujan di tengah panas.
...
Aku mulai liar. Celaka, dia menangkap basah aku yang tak bisa memalingkan pandangan darinya. Seperti seorang pencuri yang kepalang basah, aku mengalihkan pandangan, berpura-pura tak terjadi apa-apa. Kukembalikan pandanganku, sayangnya yang kucari tak terlihat lagi di sana.
“Boleh duduk di sini?”
Bagaimana bisa dia tiba-tiba ada di dekatku?
“Tadi saya berdiri sebentar untuk beli minum, pas balik sudah ada yang duduk di sana. Dan cuma di sini yang kosong, jadi boleh saya duduk di sini?” jelasnya.
“Boleh, tapi basah.”
“Aku punya tisu, kok.”
Aku mengangguk tanda mengizinkan. Dibalaslah dengan senyum manisnya. Lalu mulailah dia membersihkan tempat yang akan menjadi singgasananya, kemudian melapisinya dengan beberapa lembar tisu dan dengan manis mulai merapatkan duduknya.
Tuhan, mimpi apa aku semalam.
“Auuu,” dia mulai merintih sambil memegangi punggung tangannya.
“Kenapa?” aku menoleh ke arahnya.
“Kemarin, kena gas air mata.”
“Ikut aksi juga?”
“Iya. Cuma ikut-ikut sih. Soalnya diajak sama teman.”
Aku hanya tersenyum.
“Kamu ikut juga?”
“Tidak.”
“Kenapa?”
“Kemarin ada urusan,” aku mengelak, padahal seharian kemarin aku hanya tidur di kost.
Beberapa obrolan, ada saja yang kami bicarakan. Kuliah, kampus, aksi dan beberapa hal basa-basi lainnya. Bangku halte serasa milik berdua, hujan yang mengguyur, udara yang mulai dingin tak terasa. Persetan dengan semua itu, aku sudah hangat kali ini.
“Oh iya, kamu mau mana?” dia bertanya.
“Pulkam.”[1]
“Selatan atau Utara?”
“Selatan.”
“Berarti kita searah. Nanti, di bus duduknya dekatan yah. Soalnya saya sendiri, biar ada teman ngobrol!”
Aku mengangguk. Siapa yang akan menolak, batinku.
“Dari tadi, kita belum kenalan, ya? Namamu siapa?”
Itu yang daritadi ingin kutanyakan padamu, kenapa baru sekarang?
“Namaku~~”
...
TIIIIIIIIITTTTTTTT
Klakson bus yang super menggelegar membuyarkan imajiku. Gadis di ujung bangku itu masih sibuk dengan ponsel pintarnya. Semua orang berhamburan menuju pintu bus. Aku yang searah pun segera menggendong ranselku. Berlomba dengan yang lain, berdesakkan.
Kupilih kursi tengah dekat jendela kaca sebelah kiri. Kubiarkan pandanganku menerobos kaca bening yang super tebal itu. Gadis tadi masih diam di tempat duduknya, sama dengan tadi, pun masih sibuk dengan ponsel pintarnya. Seorang wanita datang menghampirinya. Sedikit rasa lega di wajahnya. Ah, sial. Seorang pria paruh baya dengan perawakan tinggi besar mengalangi pandanganku.
Musibah apa yang kau turunkan padaku kali ini, Tuhan?
Ponsel di saku celanaku berdering. Aku merogohnya, dan menatap layar untuk tahu siapa yang meneleponku.
Bapak?
“Halo, pak?”
“Kamu sudah di mana, nak?”
“Masih di halte, pak. Busnya baru mau berangkat. Mungkin tiga jam-an baru sampai di situ.”
“Oh ya. Hati-hati ya, nak!”
“Iya, pak.”
Ponsel kumatikan menaruhnya lagi di temapatnya. Pandanganku masih menembus ke arah luar kaca bus. Pria tadi sudah tak ada lagi di tempatnya menghalangiku tadi. Si gadis dan wanita yang menghampirinya pun telah berlalu entah ke mana?
“Auuu...” seorang wanita merintih dari arah kananku sambil memegangi punggung tangannya. Dan dia si gadis yang tadi duduk di ujung bangku halte.
“Maaf, saya langsung duduk di sini, soalnya tadi kamu sedang menelepon. Boleh, kan?”
Aku mengangguk dengan wajah yang masih tak percaya.
***



[1] Pulang Kampung

_____________________________
Terima kasih atas kunjungan Anda dan telah bersedia membaca karya-karya sederhana kami. Dukung blog Kosan Karya dengan mengklik iklan yang tampil. Klik share jika Anda menganggap karya ini menarik dan layak dibagikan, atau tinggalkan komentar, kritik, dan saran agar dapat menjadi acuan bagi penulis.
Salam,

Terima Kasih.

0 Response to "[CERPEN] Halte"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Beberapa karya dalam blog ini telah dibukukan dan diterbitkan, silakan klik DI SINI untuk melihat beberapa buku karya kami. Buku dapat dibeli secara resmi di toko Shopee kami Seputar Komputer Project
oOoOoOo

Iklan Tengah Artikel 1



Klik Di Sini Untuk Mengiklankan Produk Anda di Blog ini.

Iklan Tengah Artikel 2




Iklan Bawah Artikel

oOoOoOo
DUKUNG KOSAN KARYA UNTUK TERUS BERKARYA:

Donasi Via Saweria atau dukung Kosan Karya dengan klik iklan google (Google Adsense) yang tampil


Klik Di Sini Untuk Mengiklankan Produk Anda di Blog ini.

Beberapa karya dalam blog ini telah dibukukan dan diterbitkan, silakan klik DI SINI untuk melihat beberapa buku karya kami. Buku dapat dibeli secara resmi di toko Shopee kami Seputar Komputer Project
oOoOoOo