[FIKSI MINI] Menunggu Minggu


Menunggu Minggu
Minggu pagi di ambang fajar. Lekukkan cahaya masih indah menghias timur. Dengan saksama awan menata diri, membagi pesona dengan hijau merayap di atas bukit. Samar di balik rimbun dahan berkicau merayu-rayu sang dengar berhati riang. Alam memang selalu menyajikan indah pesonanya untuk siapa saja.
Aku tergoda lagi. Semerbak aroma biji sangrai yang telah dihaluskan itu menusuk hingga pangkal hidungku. Kantuk sesaat hilang, lenyap seiringan dengan makin pekatnya aroma seduhan bubuk hitam. Sedikit gula, nikmat mungkin. Riuh-ricuh menunggu giliran menyeruput cairannya. Makin tak sabar saja.
Setelah gelap malam menuju Minggu dibuat ramai dan terang benderang melawan takdir sang malam. Kini sahabat-sahabat sudah siap melanjutkan langkah tualangnya menyusuri alam Tuhan di lain sisi yang indah. Ingin rasanya terus menyandarkan kening pada tanah yang subur ini, bersyukur kepada-Nya yang tak henti memberi anugerah kepada kami.
...
Hari ini akhirnya semua berkumpul. Setelah sekian lama merencanakan untuk camping bersama seperti yang pernah kita lakukan semasa di bangku perkuliahan. Terakhir kami berkumpul adalah di penghujung semester enam, itu pun hanya saat buka bersama, dan tidak dengan formasi yang lengkap. Wacana ini sebenarnya telah dicanangkan sejak jauh-jauh hari, bahkan sejak akhir-akhir perkuliahan.
Setelah lebih dari setahun kelulusan kami barulah terlaksana. Alasannya sederhana, hanya sibuk dengan urusan masing-masing. Ya, kawan-kawanku telah menjadi manusia-manusia hebat. Pasca sarjana, ada yang memilih melanjutkan pendidikannya ke jenjang S2, ada yang memilih melanjutkan usaha milik keluarga, ada yang telah bekerja di instansi sebagai tenaga honorer bahkan  PNS, atau yang lain, yang memilih berumah tangga setelah resmi menyandang S1.
Sebenarnya, hari ini pun masih kurang lengkap, beberapa mengemukakan alasan klasik seperti yang telah kusebutkan tadi. Beberapa ada yang tiba-tiba membatalkan, katanya, mendadak ada urusan kerjaan, janji keluarga, dan lainnya. Alhasil dari kurang lebih empat puluh orang yang pernah ada di kelas kami, hanya sekitar dua puluh orang yang bisa ikut. Jika yang lain memilih reuni di gedung mewah, hotel bintang lima, atau fasilitas mewah lainnya, kami justru memilih hutan sebagai tempat berbagi nostalgia. Ini untuk menghemat biaya sewa gedung, sekaligus mewujudkan mimpi camping bersama yang selama ini tertunda.
...
Aku masih meringkuk di bibir tenda dengan secangkir kopi hangat yang sedari tadi hanya kugenggam. Debit airnya pun tak sedikit pun surut. Aku hanya memanfaatkan gelas besi yang panas itu untuk menghilangkan hawa dingin menggigit di tubuhku. Mataku memandang ke arah seseorang di depan sana, yang sedang asyik menyambut rona mentari pagi ini.
“Masih suka?” seseorang menepuk pundakku dengan senyum meledek yang khas.
“Suka apa?” aku pura-pura tak paham.
“Itu,” ia gunakan dagunya menunjuk ke arah yang di maksud, wanita yang masih asyik memandangi pagi, “masih suka, kan?”
Aku menggeleng dengan sedikit tawa setelah melihat wajahnya terus menghakimiku penuh canda.
Sahabatku ini tahu betul apa yang pernah terjadi di antara aku dan dia di masa lalu. Dia tahu bagaiman dulu aku sangat mendambakannya. Hingga kisah aku yang tak pernah memilikinya sebelum akhirnya ia memilih lelaki lain saat itu.
“Sudah tidak ada rasa!” tegasku, membuatnya makin membujukku dengan canda.
“Kalau dia yang mau bagaimana?”
Aku memalingkan wajahku ke arah orang di sampingku ini. Masih sama, dia masih memasang wajah penuh ledeknya padaku.
“Coba saja, maju. Dengar-dengar beliau sedang jomlo, sama seperti Anda, tuan!” nada bicara yang jenaka membuatku melempar tawa padanya. Rindu juga suasana seperti ini.
...
“Hey!” aku beranikan diri menyapanya, dia yang masih tersimpan rapi di puing-puing masa laluku.
“Heeeyyy! Apa kabar?” dia membalas dengan senyum yang sangat ramah, senyum yang dulu pernah kukagumi.
“Baik,” aku membalas senyum itu.
Sudah sejak semalam berada di areal camping yang sama, saling melempar senyum sekilas. Tapi baru pagi ini kami dipertemukan dalam sebuah percakapan di ruang nostalgia kami sendiri. Dia banyak bercerita, setelah lulus rupanya dia ikut tes CPNS dan beruntungnya lolos. Aku pun berbagi cerita tentang tualangku ke banyak tempat dan berbagi kisah di mana-mana. Seperti yang kuimpikan selama ini.
“Cita-citamu terwujud, ya? Senangnya!” senyumnya datar menyambut ceritaku.
Waktu tak mengizinkan kami bernostalgia lebih lama. Sesuai janji, menjelang Minggu siang kami sudah harus berkemas dan kembali pada kesibukan masing-masing menyambut Senin esok.
Sejak hari itu, kami kembali saling bertegur sapa walau hanya dari media daring. Bercerita tentang kesibukan masing-masing, rencana-rencana besar yang akan dilakukan. Dan hal lain yang hanya sekadar basa-basi semata.
...
Terima kasih untuk Minggu yang akhirnya terwujud setelah sekian lama. Kuharap ada Minggu lain yang bisa mempertemukan kita lagi suatu hari di masa depan nanti. Minggu yang akan menjadikan ruang nostalgia kita tetap abadi. Bercerita dan berbagi canda tawa.
Aku sangat menunggu Minggu itu tiba!
...

_____________________________
Terima kasih atas kunjungan Anda dan telah bersedia membaca karya-karya sederhana kami. Dukung blog Kosan Karya dengan mengklik iklan yang tampil. Klik share jika Anda menganggap karya ini menarik dan layak dibagikan, atau tinggalkan komentar, kritik, dan saran agar dapat menjadi acuan bagi penulis.
Salam,

Terima Kasih.

0 Response to "[FIKSI MINI] Menunggu Minggu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Beberapa karya dalam blog ini telah dibukukan dan diterbitkan, silakan klik DI SINI untuk melihat beberapa buku karya kami. Buku dapat dibeli secara resmi di toko Shopee kami Seputar Komputer Project
oOoOoOo

Iklan Tengah Artikel 1



Klik Di Sini Untuk Mengiklankan Produk Anda di Blog ini.

Iklan Tengah Artikel 2




Iklan Bawah Artikel

oOoOoOo
DUKUNG KOSAN KARYA UNTUK TERUS BERKARYA:

Donasi Via Saweria atau dukung Kosan Karya dengan klik iklan google (Google Adsense) yang tampil


Klik Di Sini Untuk Mengiklankan Produk Anda di Blog ini.

Beberapa karya dalam blog ini telah dibukukan dan diterbitkan, silakan klik DI SINI untuk melihat beberapa buku karya kami. Buku dapat dibeli secara resmi di toko Shopee kami Seputar Komputer Project
oOoOoOo