[FIKSI MINI ROMACE] Rina(i)
Friday, March 27, 2020
Add Comment
Rina(i)
Awan
menghitam menyelimuti langit yang tak pernah baik-baik saja sejak pagi tadi. Bagi
kebanyakan orang, cuaca seperti ini adalah cuaca yang sangat dibenci, hingga
hujan selalu dinamai ‘cuaca tak bersahabat’. Namun bagiku, ini adalah cuaca yang
paling bersahabat. Sebab, di saat seperti inilah dia akan muncul dengan semua
bahasa tentang hujan.
Dia,
gadis yang kutemukan di riuhnya rintik hujan. Memajang kata dalam balutan
romansa majas-majas penuh makna. Dia dan hujan adalah puisi terindah yang tiap
rimanya akan membuatku tak mampu berpaling. Aku dan rasa ini telah bersemayam
lama dalam imaji penuh harap.
...
Rina,
nama yang tak pernah sempat kujabat tangannya. Aku menemukannya di sela-sela
hiruk pikuk dunia maya. Gadis yang kukenal lewat jejaring media sosial berbagi
gambar dan video berlogo kamera berwarna merah jambu. Selain nama, aku hanya
tahu dia sangat mencintai hujan, sebagaimana aku padanya.
Dia
selalu menggunggah gambar tentang hujan lalu menyertakan setidaknya sebait
dalam setiap unggahannya itu. Dia sangat mahir tentang itu, tak ada satu pun
tentangnya yang kelwatkan. Paling tidak ibu jariku selalu mengetuk dia kali
dalam tiap bait gambarnya.
Sekalipun,
aku tak pernah bertemu dengannya. Aku tak pernah berhasil memandang wajahnya
dengan kedua bola mataku. Aku pun tak pernah mengapa aku bisa menambatkan hati
padanya. Dia bahkan tak pernah tahu tentangku.
...
Tiga
menit yang lalu sebuah unggahan baru yang sangat kunanti menyeruat di
berandaku. Kali ini ada yang berbeda, hanya ada langit mendung yang diberi efek
‘Tokyo’, tanpa sebait kata pun di sana. Ibu jariku tetap mengetuk dua kali,
bibirku dipenuhi dengan senyuman.
Tak
lama, sebuah unggahan baru pun muncul lagi. Kali ini, pemandangan jalan yang
dibalut mendung. Tak benar-benar kosong, beberapa kendaraan pun masuk dalam
unggahannya kali ini. Tanpa hujan, hanya mendung.
“Pamit.”
Tak
banyak yang ia tuliskan. Hanya satu kata disertai tanda titik. Ibu jariku
bereaksi seperti biasa.
“Mau
ke mana, Rin?” sebuah komentar mewakili tanyaku.
“Pergi,”
balasnya singkat.
Tak
ada lagi dialog yang terjadi. Mungkin mereka melanjutkannya secara pribadi.
Aku
diam. Menatap langit di luar jendela dengan rasa sedikit khawatir, ‘apa
maksudnya?’. Sesaat kupandangi lagi gawaiku. Tepi jalan itu, aku tahu itu di
mana. Inilah saatnya kulihat dia secara langsung. Tak ingin menyia-nyiakan
kesempatan, sebuat sweeter biru
kuraih. Langkah kaki melaju menuju tempat itu.
Tibalah
aku di sana. Sebuah halte yang cukup lengang, hanya menyisakan ruang untukku
dan seorang gadis di sana. Sesaat dia hanya tersenyum melihatku yang sedikit
salah tingkah di hadapannya. Setelah itu tak ada lagi yang terjadi di antara
kami.
Aku
duduk di bagian paling paling ujung dan dia dengan gawainya di sisi yang lain. Rintik
hujan pun mulai mengguyur dan seperti biasa sebuah unggahan menyeruat di
berandaku lagi.
“Antara
hujan dan hening, ada cinta di sana,” tulisnya.
Aku
tak salah orang. Itu dia, perjumpaan ini membuatku makin mengaguminya.
Diam
adalah ombrolan kami sejak awal. Hening adalah lantunan melodi merdu yang
tersaji di antara kita. Dan dia masih membisu, aku pun tak pernah mencoba
memulai perbincangan apapun. Entah akan seberapa lagi kami harus saling diam
dan bisu hanya untuk sekadar berkata...
“Sampai jumpa lagi!”
...
_____________________________Terima kasih atas kunjungan Anda dan telah bersedia membaca karya-karya sederhana kami. Dukung blog Kosan Karya dengan mengklik iklan yang tampil. Klik share jika Anda menganggap karya ini menarik dan layak dibagikan, atau tinggalkan komentar, kritik, dan saran agar dapat menjadi acuan bagi penulis.
Salam,
Terima Kasih.
0 Response to "[FIKSI MINI ROMACE] Rina(i)"
Post a Comment