[Fiksi Mini Romace] CITA (& RASA)
Friday, May 29, 2020
Add Comment
Cita (& Rasa)
Karya: Ahmad M. Mabrur Umar
Karya: Ahmad M. Mabrur Umar
Entah
harus kumulai dari mana ceritaku. Tentang rasa, tentang angan pada dia
yang sama sekali tak pernah kubayangkan sebelumnya. Kini menjadi ratu pikirku,
dia yang tersenyum manis, bangun di pagiku yang indah nan menawan. Lalu dengan
sigap memainkan perannya sebagai ibu anak-anakku. Senyiapkan secangkir kopi,
merapikan dasiku dan kukecup keningnya. Menanti dan menyambutku pulang,
senyumnya pasti penawar lebih yang manjur. Hari ditutup dengan obrolan ringan
di depan televisi, bercerita tentang letih, cita-cita dan semua hal yang bisa
kami bahas.
Dia
yang duduk di teras hatiku, terbang bersama lamunan yang dia buat sendiri.
Mungkin di pikirnya telah rapi tersusun sebuah skenario rancangan masa depan.
Kehidupan mapan, anak-anak yang manis, atau suami yang romantis. Ah, jika hanya
itu bisa kuusahakan.
...
Kami
dipertemukan dalam sebuah ketidaksengajaan. Dalam obrolan secangkir kopi hangat
ala rumahan. Obrolan santai para Kawan Sehari, tentang tumpukan rutinitas yang
menggunung. Tuntutan masa sekarang sekaligus harapan masa depan cerah menjadi
satu. Ribuan liter peluh menjadi saksi perjalan panjang yang melelahkan ini.
Waktu
dan suasana membawa kami menuju akrab. Bermiliyaran detik menghapus rasa canggung,
mengganti dengan sebuah candaan ringan yang tak membosankan. Terukirlah sebuah
kisah dalam gelak tawa masing-masing. Lalu timbul sebuah harap agar di masa
depan ada meja yang sudi menggulir kisah nostalgia kita.
Sebelum
jauh ke sana. Aku masih di sini. Di masa dan keadaan yang sama sekali belum
berubah sejak pertama kali mengenalnya. Menaruh rasa. Lalu dengan bangga
meramal masa depan bersamanya.
Aku
masih di sini, menatapnya dengan cara yang sama dengan cara pertama kali aku
mendambanya. Aku tak pernah tahu, sampaikan rasa ini tetap ada, diam dan tak
bersuara sedikitku. Tertanam di sudut hati yang tak tahu lagi untuk siapa. Dia,
hanya dia yang mampu membuatku lihat merapal kata dalam anganku. Namun di waktu
yang sama, bibir kelu tak sanggup berkata dengan bahasa apa saja.
Aku
adalah rasa yang mungkin tak akan pernah terungkap. Walau waktu perlahan
menjauh dan berlalu, bibirku tak akan pernah sanggup untuk sekadar berkata ,
“jangan pergi”, apalagi merayunya untuk di sini dan berjalan bersama menuju
masa yang tak berujung. Sudikah dia mendengarku, suara hatiku, atau tumpukan
rasa yang tak pernah terungkap ini?
Mungkin
harus kubiarkan waktu berlalu begitu saja. Menginggalkan aku yang kelak kata
orang akan dirundung ribuan sesal. Tapi, aku bisa apa? Ragam kisah cinta
memilukan selalu membalut kisah hidupku di masa lalu. Kisah yang seakan
menegaskan cinta tak pernah sudi bertandang kepadaku.
“Sudahlah,
masa lalu tetaplah masa lalu,” kata pujangga dengan frasa penuh makna. Pada
akhirnya, aku, dia, cita dan rasa hanya menjadi kisah indah dalam rentetan
khayalku. Kuserahkan dia kepada Maha Pemilik Cinta. Terselip nama di setiap doa.
“Ya
Tuhan, sudikah Kau menjadikan dia tak hanya sekadar citaku yang jauh terpendam
dan tak pernah terwujud? Sudikah Kau menjadikan hatinya merasakan rasa yang
selama ini kurasakan padanya? Jadikanlah kami selalu dalam balutan karunia-Mu!”
...
Cita, Aku Menaruh Rasa
Padamu...
Dan Rasa, Sudikah Kau
Menjadi Tumpuan Citaku?
Keppe, 27 Maret 2020
_____________________________Terima kasih atas kunjungan Anda dan telah bersedia membaca karya-karya sederhana kami. Dukung blog Kosan Karya dengan mengklik iklan yang tampil. Klik share jika Anda menganggap karya ini menarik dan layak dibagikan, atau tinggalkan komentar, kritik, dan saran agar dapat menjadi acuan bagi penulis.
Salam,
Terima Kasih.
0 Response to "[Fiksi Mini Romace] CITA (& RASA)"
Post a Comment