Sinopsis Laskar Tanpa Nama

Laskar Tanpa Nama
Lahir 10 Agustus 1998, dari sebuah keluarga yang sederhana. Ayah bernama Umardin, dan ibu bernama Asmah. Tumbuh dalam sebuah desa yang sederhana pula. Banyak yang tak tahu tentang desa ini. Desa terpencil di ujung barat pulau tertimur Indonesia. Desa yang mengajariku tetang banyak hal pertama yang kulakukan dalam hidup. Mulai dari pertama kali berjalan, pertama kali berbicara, pertama kali berteman, hingga pertama kali mengenal yang namanya cinta.
 Majemau, desa dengan segala hal yang takkan pernah kulupakan. Dermaga pantai dengan semilir anginnya. Dua pohon kelapa tertinggi yang menjulang. Suasana mencekam makam yang terlebih dahulu menyambut. Persimpangan dan gapura jalur satu, tempat kita bermain bola. Bukit kecil pendali jalur satu, tempat kita bermain layang-layang. Balai desa jalur dua, tempat berkumpul dan bermain bersama. Jernihnya air pendali jalur dua, tempat berenang bersama kala itu. Suasana jalur tiga yang ramah. Longsoran tanah dekat sekolah yang licin, tempat kita berselancar waktu hujan. Lapangan sekolah yang luas, tempat melakukan hampir segala jenis olahraga. Dan yang terakhir, gedung yang menjadi tempat kita bertegur sapa, tempat bercanda tawa, bermarah-marahan, bersuka dan berduka pun di sana, gedung SD INPRES 132 MAJEMAU.
Dibesarkan oleh seorang Kakek dan Nenek yang sangat mengutamakan ajaran agama, membuatku terkadang sedikit bosan. Mereka bahkan tak paham dengan pendidikan formal. Terutama sang Kakek yang hampir tak pernah mendukung anak cucunya menempuh pendidikan formal. Itu juga sebabnya banyak anak mereka yang tak menamatkan SDnya.
Kisah ini berlanjut pada kehidupan di dunia pendidikan pertamaku selama hidup, yaitu SD. Kisah yang hanya bercerita tetang indahnya dunia persahabatan. Teman pertama dalam hidupku, teman-teman yang membantuku mengenal indahnya dunia. Teman-teman juga yang membantu melupakan kusamnya suasana dalam rumah.
Tiap waktu dalam setiap harinya hanya dihabiskan memandangi wajah-wajah para sahabat. Pagi, bertemu mereka di suasana sekolah yang hanya terdiri dari tiga ruang kelas dan satu ruang guru yang dipadukan dengan perpustakaan serta singgasana sang kepala sekolah. Siang, menghabiskan waktu dengan berjelajah menyusuri hutan di sekitar desa yang penuh dengar beragam cerita di dalamnya. Malam, terkadang kembali  berkumpul dengan teman-teman yang itu-itu lagi di masjid, guna mengejar akhirat, konon katanya.
Di sana aku punya tiga orang sahabat yang tidak akan pernah kulupakan. Aku punya dua orang sahabat laki-laki yang takkan pernah bisa kulupakan. Agus dan Yono namanya, mereka adalah saudara kakak dan adik. Dan satu sahabat perempuan yang bernama Ulfah.
Persaingan sangat terasa juga dalam perjalanan bersahabat. Bukan persaingan negatif, ini adalah kompetisi dalam kelas kami, kelas yang hanya berisi enam orang siswa. Patnerku yang satu ini adalah orang hebat pertama yang menjadi sainganku. Aku nyaris tak pernah berhasil mengalahkan dalam hal prestasi. Hanya sekali dalam sejarah SDku, aku berhasil mengalahkannya yaitu saat di bangku kelas lima, namanya Reyndi Ardian.
Di desa kami hanya ada satu bangunan sekolah yaitu hanya SD Inpres 132 Majemau. Inilah sebabnya setelah lulus SD kebanyakkan para pelajar harus melanjutkan pendidikannya di kota yang harus di tempuh dengan jarak yang tak dekat. Menyeberangi lautan dengan waktu sekitar dua jam, dan perjalanan darat dengan mobil sekitar dua jam pula. Atau bahkan beberapa pelajar memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya, ekonomi menjadi salah satu alasannya.
Faktor ini juga yang membuatku terpisah jauh dengan para sahabat. Agus tidak melanjutkan sekolahnya karena masalah ekonomi, sedangkan adiknya memang belum lulus. Reyndi memilih melanjutkan sekolah ke sekolah favorit di kota bersama Ulfah, karena keluarga mereka memang terbilang cukup mampu. Sedangkan aku sempat dilarang oleh Kakek untuk melanjutkan sekolah dengan alasan aku harus mendalami agama di desa. Beruntung Ayah dan Ibu berhasil memperjuangkan keberlangsungan pendidikanku.
Dari desa ke kota. Aku didaftarkan di SMP Negeri 2 Kota Sorong, bertemu lagi dengan teman-teman baru. Hanya satu semester aku bersama mereka, bagiku tak ada kisah yang berkesan bersama mereka. Bahkan aku nyaris melupakan satu per satu nama mereka.
Berlanjutlah lagi kisahku dalam petualangan bersahabat. Kini sayap burung besi mengepak mengantarkanku menuju pulau paling tengah Indonesia. Rantebelu, Kecamatan Larompong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan menjadi pendaratanku untuk menempuh pendidikan. Sesuai dengan keinginan Kakekku dulu untuk melanjutkan pendidikan berbasis agama. MTs Keppe menjadi sekolah selanjutnya.
Di sana bertemulah aku bersama sahabat yang bahkan aku masih bisa bersahabat hingga sekarang. Salah satu dari sahabat-sahabat terbaikku. Sahabat yang menjadi teman dalam berbagai kegilaan-kegilaan dalam hidupku. Bertemu lagi dengan sahabat baru, setidaknya tiga nama sahabat yang tidak akan terlupakan. Bahkan di jenjang pendidikan selanjutnya yaitu MA. Rantebelu, saat banyak sahabat silih berganti, tiga orang ini tetap bersahabat denganku.
Di MA. Rantu, menjadi masa terbaik dalam hidupku. Sahabat sejati makin teruji kekokohannya dengan banyak rasa yang ikut menghampiri indahnya persahabatan. Yang kuyakini, rasa-rasa itulah yang membuat persahabatan makin terasa.
September 2016, menjadi pertanda awal langkahku menuju bangku kuliah. Tentunya kisahku takkan jauh dari yang namanya persahabatan. Universitas Cokroaminoto Palopo, mempertemukanku dengan orang baru yang disebut sahabat. Mulai dari teman satu kelas di TI E hingga teman lama yang akhirnya bisa berjumpa kembali dan di masa ini juga yang aku kembali bisa berkomunikasi dengan kawan-kawan lama di desa Majemau.
Memang tak ada yang abadi, sepertinya pun persahabatan. Mudah diucap ialah sahabat, mudah pula dilupa ia pernah jadi sahabat. Tak semua mungki serupa, namun sebahagiannyalah nyata adanya, bukanlah ini yang dijuluki sahabat. Apalah arti sebuah persahabatan, layaknya apa arti sebuah nama. Terpatrilah dalam hati tentang keyakinan, Laskar Tanpa Nama inilah yang kujuluki SAHABAT.
Aku bisa menyimpulkan, bahwa masa SD adalah masa terindah dalam hidup ini. Masa melakukan ribuan hal pertama, masa belajar banyak hal yang baru pertama kali dilakukan. Bila dapat mengulang masa, masa SD-lah salah satu masa yang ingin kurangkai kembali.
Inilah kisahku, kisah tentang pencarian sebuah arti tentang persahabatan yang sesungguhnya. Adakah benar arti tentang sahabat, adakah juga benar sahabat itu nyata. Biar saja waktu yang pasti menjawab, bahwa benar atau tidak hati ini tulus bersahabat. Inilah kisahku, Ah. Muslim Mabrur Umar. Kelahiran desa Majemau, 10 Agustus 1998, anak pertama dari dua bersaudara, Ia sempat menjadi anak tunggal selama 11 Tahun. Badannya sedikit berisi, tingginya sekitar 160 cm, rambutnya sedikit bergelombang berwarna hitam. Ia adalah manusia sejuta mimpi, ia selalu bermimpi dan selalu berjuang mewujudkan mimpi-mimpinya itu. Tidak mudah memang dalam mewujudkan mimipi-mimpi itu, ia pun terkadang menyerah dengan mimpi-mimpi itu. Seseorang bernama Mabrur itu adalah Aku, akan kuceritakan perjalanan hidupku dalam merangkai dan berjuang mewujudkan mimpi. Satu hal yang sering teringat dari seseorang, seseorang itu pernah berkata “mimpi itu tidak akan terwujud jika kita hanya bermimpi dan tertidur, mimpi akan terwujud bila kita bangun dan mulai mewujudkan mimpi-mimpi itu”

********

_____________________________
Terima kasih atas kunjungan Anda dan telah bersedia membaca karya-karya sederhana kami. Dukung blog Kosan Karya dengan mengklik iklan yang tampil. Klik share jika Anda menganggap karya ini menarik dan layak dibagikan, atau tinggalkan komentar, kritik, dan saran agar dapat menjadi acuan bagi penulis.
Salam,

Terima Kasih.

0 Response to "Sinopsis Laskar Tanpa Nama"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Beberapa karya dalam blog ini telah dibukukan dan diterbitkan, silakan klik DI SINI untuk melihat beberapa buku karya kami. Buku dapat dibeli secara resmi di toko Shopee kami Seputar Komputer Project
oOoOoOo

Iklan Tengah Artikel 1



Klik Di Sini Untuk Mengiklankan Produk Anda di Blog ini.

Iklan Tengah Artikel 2




Iklan Bawah Artikel

oOoOoOo
DUKUNG KOSAN KARYA UNTUK TERUS BERKARYA:

Donasi Via Saweria atau dukung Kosan Karya dengan klik iklan google (Google Adsense) yang tampil


Klik Di Sini Untuk Mengiklankan Produk Anda di Blog ini.

Beberapa karya dalam blog ini telah dibukukan dan diterbitkan, silakan klik DI SINI untuk melihat beberapa buku karya kami. Buku dapat dibeli secara resmi di toko Shopee kami Seputar Komputer Project
oOoOoOo