NOVEL | 1 Titik (part 3) - Kembali Diuji


Kembali Diuji


           Kini hidupku berubah, dari anak jalanan menjadi mahasiswa yang semangat mengejar cita-cita. Semua kegiatan yang melelahkan itu membuatku sering merasakan sakit dan pusing di bagian kepalaku, aku tak pernah ingin tahu kenapa kepalaku sering terasa sakit, yang penting bagiku adalah aya meraih cita-cita setinggi-tingginya.
Flash back pada kejadian kecelakaan malam itu. Kalau saja Diaz tak memasangkan sabuk pengaman ayasa, mungkin saat ini aku sedang merasakan pedihnya siksaan dari Yang Maha Kuasa. Syukurnya, Allah SWT masih memberiku kesempatan untuk aya memperbaiki semuanya. Aku pun yakin dibalik  semua ini ayasan hal indah yang telah digariskan untukku.
Seburuk apa pun masa lalu jangan pernah untuk melupakannya, karena masa lalu adalah bagian dari hidup. Masa lalu yang buruk membuat kita belajar dan berusaha agar hal yang sama tak terulang lagi. Masa lalu akan membuat kita akan jauh lebih baik lagi di masa yang mendatang.
Seiring berjalannya waktu hal positif pun banyak hadir menemsni hidupku. Salah satunya adalah mendapat sahabat baru yang tentunya ia bukan seorang anak berandalan seperti teman-temanku di masa silam. Deni Alvin ayasan, yang akrab disapa Deni, ia sama sepertiku, sama-sama seorang mahasiswajurusan sastra. Aku dan Deni mempunyai cita-cita membangun sekolah sastra yang akan pelahirkan orang-orang cerdas di bidang sastra tentunya.
Tak tersa pula kini studyku tersisa dua semester. Sebuah bahan skripsi pun telah kupersiapkan.
“Ahmad... Ahmad... dua semester itu masih lama, kenapa repot-repot disusun sekarang, kan aya nanti!” Tegur Deni.
“Sengaja biar tidak terlalu repot nantinya.”
Aku memang tak begitu paham dengan hal semacam ini karena selam ini aku hanya sibuk dengan beragam gaya hidup jalanan.
Suatu hari saat aku sedang menyimak materi kuliah dari seorang dosen di kelas, tiba-tiba kepala ini terasa sangat berat. Kucoba menahannya dan tetep berusaha tuk ayas dengan materi. ayasan daya, aku tak sanggup lagi menahannya dan akhirnya pikiranku terasa kosong, setelah itu aku tak ingat lagi apa yang terjadi selanjutnya, namun aku sempat mendengar banyak suara memanggil namaku.
Saat tersadar tiba-tiba aku terbaring di ranjang rumah sakit.
“Kamu tidak apa-apa, nak?” Tanya Ibuku.
“Tidak apa-apa, Bun” Jawabku “Saya kenapa, Bun?” Sambungku
“Tadi, kamu tiba-tiba pinsan dan dibawa ke rumah sakit ini. Dokter sudah memeriksa bekas luka di kepalamu, katanya, hasil pemeriksaannya baru aya diterima besok, dan untuk sementara kamu dirawat inap sampai konsisimu pulih”
Kembali aku terbaring di ranjang rumah sakit. Tapi kali ini aku tidak tahu apa penyakitku. Aku harus menunggu hasilnya dari doker satu hari kemudian, harapanku tentu saja hanya sakit kepala biasa. Namun, harapan itu sirna, karena keesokan harinya aku yang marih berada diranjang mendengar percakapan ayah-ibuku dengan doker.
“Pak! Bu! Saya mohon maaf sebelumnya karena harus menyampaikan kabar buruk mengenai penyakit Ahmad” Dr. Riza membuka pembicaraan.
“Anak saya kenapa, Dok?” Tanya ayahku.
“Ibu dan bapak harus sabar, Ahmad divonis mengidap kanker stadium lanjut, ini terjadi karena trauma akibat benturan keras di kepalanya setahun silam, dan usianya diprediksi hanya satu tahun...” Jelas Dr. Riza.
Aku pun memotong pembicaraan mereka
“Apa, dok? Kanker? Jadi...”
“Kamu tenang dulu. Insya Allah penyakit kamu masih aya disembuhkan” Dr. Riza mencoba menenangkanku.
“Walau kemungkinannya sedikit tapi tidak ada salahnya kita mencoba” Sambung Dr. Riza
“Sekarang saya pasti benar-benar akan mati. Apa artinya semua ini? Saya belum sempat berbuat banyak tapi Allah sekarang akan mengambil nyawaku.”
Aku yang kembali terpuruk mendengar kabar itu, kembali terdiam dan tidak banyak bicara bahkan selera makanku hilang.
“Kamu harus makan nak, biar cepat sembuh” Bujuk ibuku.
“Percuma Bun, toh nanti aku juga akan mati. Makanan-makanan itu tidak akan aya menyembuhkan penyakit ganas ini!” Seruku yang sedikit putus asa.
“Kamu jangan bicara begitu. Kamu harus tetap bertahan, setidaknya demi Ayah dan Bunda yang mau lihat satu-satunya anak kami sukses mencapai cita-citanya. Kamu pasti masih ingat, dulu kamu pernah bilang kamu mau membahagiakan Ayah dan Bunda, tapi ayas kamu begini justru Bunda jadi sedih. Sekarang yang kami lihat satu-satunya anak kami menyerah sama penyakitnya” Urai ibuku ayasa menangis.
Tangisan ibuku, membuatku mengingatkanku bahwa aku belum berhasil membahagiakan Ayah dan Ibuku. Tapi kini aku terserang penyakit ganas dan divonis akan meninggal dalam waktu yang tidak lama lagi. Sebuah pertanyaan pun terbersit di benakku “Apakah aku aya membahagiakan mereka dengan kondisiku yang seperti ini?”
Siang itu Ust. Dul dan Deni yang telah mengetahui kabar tentang penyakitku ayasa menjengukku.
“Ahmad kamu harys tetap semangat. Kamu pernah bilang suatu hari nanti kita akan membangun sekolah sastra ayasan...” Kata Deni.
“Sekarang saya tidak yakin semua itu akan tewujud, karena sekar umur sisa satu tahun lagi, dan itu pasti tidak akan cukup” Keluhku.
“Astagfirullah Ahmad! Tidak baik berputus asa seperti itu. Dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan bahwa jodoh, rezeki dan ajal sudah ada yang menagatur yaitu Allah SWT. Dokter boleh saja memvonis usia kamu tinggal satu tahun, satu minggu, satu hari, atau bahkan satu detik, tapi semua itu hanya sekedar prediksi dan hanya Allah yang menentukan itu benar atau tidak” Nasihat Ust. Dul.
Nasihat Ust. Dul saat itu tetap tidak berpengaruh ayasa. Pikiranku saat itu, Allah tidak adil ayasa. Hidupku terasa lebih buruk daripada saat aku masih jadi seorang pecandu. Aku pun menyerah pada keadaan.
***

_____________________________
Terima kasih atas kunjungan Anda dan telah bersedia membaca karya-karya sederhana kami. Dukung blog Kosan Karya dengan mengklik iklan yang tampil. Klik share jika Anda menganggap karya ini menarik dan layak dibagikan, atau tinggalkan komentar, kritik, dan saran agar dapat menjadi acuan bagi penulis.
Salam,

Terima Kasih.

0 Response to "NOVEL | 1 Titik (part 3) - Kembali Diuji"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Beberapa karya dalam blog ini telah dibukukan dan diterbitkan, silakan klik DI SINI untuk melihat beberapa buku karya kami. Buku dapat dibeli secara resmi di toko Shopee kami Seputar Komputer Project
oOoOoOo

Iklan Tengah Artikel 1



Klik Di Sini Untuk Mengiklankan Produk Anda di Blog ini.

Iklan Tengah Artikel 2




Iklan Bawah Artikel

oOoOoOo
DUKUNG KOSAN KARYA UNTUK TERUS BERKARYA:

Donasi Via Saweria atau dukung Kosan Karya dengan klik iklan google (Google Adsense) yang tampil


Klik Di Sini Untuk Mengiklankan Produk Anda di Blog ini.

Beberapa karya dalam blog ini telah dibukukan dan diterbitkan, silakan klik DI SINI untuk melihat beberapa buku karya kami. Buku dapat dibeli secara resmi di toko Shopee kami Seputar Komputer Project
oOoOoOo