NOVEL | 1 Titik (part 8) - Pesona Indah dari Yogya
Friday, March 22, 2019
Add Comment
Pesona
Indah dari Yogya
Utammi Virianti adalah seorang
buddhies yang taat. Kondisi ekonomi keluarganya yang lemah tak sedikitpun
menyurutkan semangatnya ‘tuk mengejar cita-cita. Wanita Jogja yang yang akrab
disapa Tami ini merupakan anak tunggal dalam keluarga, hal ini membuatnya
sangat disayang dalam keluarga.
Kisahnya berbeda dengan
kisahku. Ia bisa merasakan indahnya keluarga yang menyayanginya. Dengan kisah
ini membuatnya menjadi anak yang baik, dan bercita-cita menjadi dokter.
Namun, semua kebahagian itu
sirna, semua harapannya hancur, ketika kedua orangtuanya harus mengalami kecelakaan
dasyat. Kedua orangtuanya tak tertolong. Hatinya sangat terguncang, tak tau apa
yang harus dia perbuat. Ia merasa Dewanya tak adil, dia adalah seorang yang
selalu taat agama. Tapi mengapa Dewa mengambil orangtuanya terlebih daluhu.
Tami yang kecewa lantas
meninggalkan jauh agama. Ia tak percaya lagi dengan Tuhan atapun Dewa. Ia
mencari dunianya sendiri. Namun sayang, dunia yang dipilihnya adalah dunia
kenakalan. Ia pun bertranspormasi dari seorang taat agama menjadi brandalan
yang lupa angan-angan.
Calon dokter ini pun harus
menerima imbas dari perubahannya. Ia di DO dari kampus, hal ini karena telah
banyak mahasiswa mejadi korban kenakalannya bersama gengnya. Namun, hal ini
tidak membuat sadar, ia bahkan semakin menjadi. Semua kegiatan yang selama ini
dia cap haram kini baginya halal.
Wanita dengan logat unik Jogja
ini terus menggeluti dunianya, kesalahan demi kesalahan sudah menjadi
kebiasaanya. Rutinitas yang sering ia lakukan adalah mengosumsi miras. Katanya,
Tami tak pernah mengosumsi narkoba.
Selain di kampus, Tami pun
sering berbuat onar di kompleks rumahnya. Masyarakat yang merasa kasian
menampung sementara Tami dirumahnya. Namun, yang terjadi adalah tami sering
mencuri dan menjual barang-barang dirumah orang itu. Hal ini membuat tami di usir
dan dikucilkan dari masyarakat. Keadaan ini semakin membuat Tami terljelumus
kejalan yang salah.
Entah dimana ia harus tinggal,
kini ia sebatang kara. Beruntung saat itu ia masih memilik sahabat sesama
berandalan. Tami pun diajak untuk tinggal dirumah kost tempat sahabatnya
tinggal.
Hal ini tak bertahan lama. Tami
pun harus kembali kejalanan, karena ternyata sabatnya ini belum membayar
tunggakan kost selama 3 bulan. Kedua sahabatnya ini memutuskan untuk tinggal di
tempat kumuh tempat mereka sering kumpul bareng, tempat ini mereka sebut markas
setan.
“Markas setan itu benar-benar
sesuai dengan namanya. Orang-orang yang ada didalamnya bersifat setan, termasuk
aku” kata Tami menceritakan masa lalu yang kelam.
Saat itu tak apalagi yang ia
pikirkan, selain bersenang-senang menikmati dunia penuh dosa. Bahkan semua
mimpi-mimpinya telah sirna. Tak ada lagi cita-cita ingin jadi dokter, harapan
itu perlahan musnah dengan berbotol-botol miras.
Hingga suatu hari, Tami yang sedang asik menikmati
sebotol miras tiba-tiba merasakan sakit di dadanya. Namun ia tak peduli, tetap
saja ia berusaha menghabiskan miras dibotol itu. Hingga akhirnya ia pun jatuh
pingsan. Teman-teman tak peduli, bahkan mereka membiarkan Tami tergeletak di
tepi jalan yang sepi.
Untungnya ada
yang lewat. Tami pun dibawa kerumah sakit dan diperiksa keadaannya oleh dokter.
Setelah itu ia sadar, ternyata yang membawanya itu adalah seorang dokter.
“Kamu sudah
siuman” sapa hangat dokter itu. Sambil tersenyum.
“Aku dimana?”
“Kamu dirumah
sakit”
“Emangnya aku
sakit apa?”
“Besok baru kamu
tau lihat hasilnya. Sekarang kamu istirahat dulu”
Tami yang masih
merasakan sakit didadanya lantas terdiam dan tak lama ia tertidur. Mungkin karena
efek suntikan penenang.
Pagi harinya
Tami pun terbangun. Ia melihat sebuah amplop disamping tempat tidurnya. Betapa
terkejutnya Tami setelah mengetahui ni amplop itu. Ternyata isinya adalah hasil
lab pemeriksaannya yang menyatakan ia terserang kanker hati akibat alkohol yang
sering dikomsumsinya Tami pun kabur dari rumah sakit.
Tami lantas
mendatangi teman-temannya dan menceritakan semuanya. Teman-temannya yang
mendengar Tami mengidap kanker lantas menjauhi Tami. Tak ada lagi
teman-temanya, kini ia benar-benar sebatang kara.
Tami semakin
merasa hidup ini tak adil. Saat dia tengah terpuruk didasar jurang yang dalam,
ia pun kembali di uji dengan kanker jati yang dideritanya. Tami yang putus asa
pun berniat membuat dirinya over dosis dengan mengonsumsi berbotol-botol
alkohol. Ini membuat dada kembali terasa sakit, ia pun pingsan sebelum berhasil
menghabiskan semua minumannya. Tami yang tergeletak tak berdaya di tepi jalan
kembali di tolong oleh dokter yang sama. Tami pun mengalami koma selama
seminggu dirumah sakit.
“Kenapa dokter
nda’ biarkan Aku mati mati saja!” kata Tami saat telah sadar.
“Kematian itu
hanya tuhan yang menentukan saya dokter bertugas mengobati orang bukan membunuh
orang” kata dokter yang diketahui bernama Dr. Andra.
“Percuma kalau Aku
hidup dok, saya sendirian di dunia ini.”
“ Kata siapa
kamu sendirian?”
“Buktinya
sekarang kamu sama saya disini”
“ Aku serius
dok. Usiaku tinggal 10 hari kan?”
“Itu Cuma
prediksi dokter, Tuhan yang bisa berkata lebih dari itu!”
Setelah
berhari-hari dirumah sakit, Dr. Andra pun mengajak Tami ke sebuah Panti asuhan
anak-anak yatim piatu. Banyak pelajaran berharga ia dapat disana. Anak-anak
panti asuhan ini tetap terlihat ceria walau ayah dan ibunya telah tiada. Bahkan
beberapa dari mereka tak pernah melihat orang tua mereka.
Dari sana Tami
mendapat dorongan semangat. Apa lagi kata dokter penyakit yang ia derita masih
bisa sembuh.
“Saya tahu
tempat yang cocok agar kamu tetap semangat. Namanya Yayasan Bhinneka Tunggal
Ika di Palopo Sulawesi Selatan” kata Dr. Andra.
Tami pun lantas
pergi ke Yayasan BTI dengan diantar oleh Dr. Andra dari Yogya. Dengan harapanya
akan sembuh.
Setibanya di
BTI, Tami pun bertemu dengan Samuel dan Fajar yang akhirnya menjadi sahabat.
Dua teman barunya itu membuanya semakin bersemangat melawan penyakitnya. Kini
Uttami Viriyanti kembali menjadi seorang Buddies yang taat, seperti dulu.
Kisahnya yang
hamper serupa denganku, membuatku mengerti apa yang dirasakannya. Tetap
semangat Uttami Viriyanti.
_____________________________Terima kasih atas kunjungan Anda dan telah bersedia membaca karya-karya sederhana kami. Dukung blog Kosan Karya dengan mengklik iklan yang tampil. Klik share jika Anda menganggap karya ini menarik dan layak dibagikan, atau tinggalkan komentar, kritik, dan saran agar dapat menjadi acuan bagi penulis.
Salam,
Terima Kasih.
0 Response to "NOVEL | 1 Titik (part 8) - Pesona Indah dari Yogya"
Post a Comment