NOVEL | 1 Titik (part 8) - Pesona Indah dari Yogya



Pesona Indah dari Yogya
Utammi Virianti adalah seorang buddhies yang taat. Kondisi ekonomi keluarganya yang lemah tak sedikitpun menyurutkan semangatnya ‘tuk mengejar cita-cita. Wanita Jogja yang yang akrab disapa Tami ini merupakan anak tunggal dalam keluarga, hal ini membuatnya sangat disayang dalam keluarga.
Kisahnya berbeda dengan kisahku. Ia bisa merasakan indahnya keluarga yang menyayanginya. Dengan kisah ini membuatnya menjadi anak yang baik, dan bercita-cita menjadi dokter.
Namun, semua kebahagian itu sirna, semua harapannya hancur, ketika kedua orangtuanya harus mengalami kecelakaan dasyat. Kedua orangtuanya tak tertolong. Hatinya sangat terguncang, tak tau apa yang harus dia perbuat. Ia merasa Dewanya tak adil, dia adalah seorang yang selalu taat agama. Tapi mengapa Dewa mengambil orangtuanya terlebih daluhu.
Tami yang kecewa lantas meninggalkan jauh agama. Ia tak percaya lagi dengan Tuhan atapun Dewa. Ia mencari dunianya sendiri. Namun sayang, dunia yang dipilihnya adalah dunia kenakalan. Ia pun bertranspormasi dari seorang taat agama menjadi brandalan yang lupa angan-angan.
Calon dokter ini pun harus menerima imbas dari perubahannya. Ia di DO dari kampus, hal ini karena telah banyak mahasiswa mejadi korban kenakalannya bersama gengnya. Namun, hal ini tidak membuat sadar, ia bahkan semakin menjadi. Semua kegiatan yang selama ini dia cap haram kini baginya halal.
Wanita dengan logat unik Jogja ini terus menggeluti dunianya, kesalahan demi kesalahan sudah menjadi kebiasaanya. Rutinitas yang sering ia lakukan adalah mengosumsi miras. Katanya, Tami tak pernah mengosumsi narkoba.
Selain di kampus, Tami pun sering berbuat onar di kompleks rumahnya. Masyarakat yang merasa kasian menampung sementara Tami dirumahnya. Namun, yang terjadi adalah tami sering mencuri dan menjual barang-barang dirumah orang itu. Hal ini membuat tami di usir dan dikucilkan dari masyarakat. Keadaan ini semakin membuat Tami terljelumus kejalan yang salah.
Entah dimana ia harus tinggal, kini ia sebatang kara. Beruntung saat itu ia masih memilik sahabat sesama berandalan. Tami pun diajak untuk tinggal dirumah kost tempat sahabatnya tinggal.
Hal ini tak bertahan lama. Tami pun harus kembali kejalanan, karena ternyata sabatnya ini belum membayar tunggakan kost selama 3 bulan. Kedua sahabatnya ini memutuskan untuk tinggal di tempat kumuh tempat mereka sering kumpul bareng, tempat ini mereka sebut markas setan.
“Markas setan itu benar-benar sesuai dengan namanya. Orang-orang yang ada didalamnya bersifat setan, termasuk aku” kata Tami menceritakan masa lalu yang kelam.
Saat itu tak apalagi yang ia pikirkan, selain bersenang-senang menikmati dunia penuh dosa. Bahkan semua mimpi-mimpinya telah sirna. Tak ada lagi cita-cita ingin jadi dokter, harapan itu perlahan musnah dengan berbotol-botol miras.
Hingga suatu hari, Tami yang sedang asik menikmati sebotol miras tiba-tiba merasakan sakit di dadanya. Namun ia tak peduli, tetap saja ia berusaha menghabiskan miras dibotol itu. Hingga akhirnya ia pun jatuh pingsan. Teman-teman tak peduli, bahkan mereka membiarkan Tami tergeletak di tepi jalan yang sepi.
Untungnya ada yang lewat. Tami pun dibawa kerumah sakit dan diperiksa keadaannya oleh dokter. Setelah itu ia sadar, ternyata yang membawanya itu adalah seorang dokter.
“Kamu sudah siuman” sapa hangat dokter itu. Sambil tersenyum.
“Aku dimana?”
“Kamu dirumah sakit”
“Emangnya aku sakit apa?”
“Besok baru kamu tau lihat hasilnya. Sekarang kamu istirahat dulu”
Tami yang masih merasakan sakit didadanya lantas terdiam dan tak lama ia tertidur. Mungkin karena efek suntikan penenang.
Pagi harinya Tami pun terbangun. Ia melihat sebuah amplop disamping tempat tidurnya. Betapa terkejutnya Tami setelah mengetahui ni amplop itu. Ternyata isinya adalah hasil lab pemeriksaannya yang menyatakan ia terserang kanker hati akibat alkohol yang sering dikomsumsinya Tami pun kabur dari rumah sakit.
Tami lantas mendatangi teman-temannya dan menceritakan semuanya. Teman-temannya yang mendengar Tami mengidap kanker lantas menjauhi Tami. Tak ada lagi teman-temanya, kini ia benar-benar sebatang kara.
Tami semakin merasa hidup ini tak adil. Saat dia tengah terpuruk didasar jurang yang dalam, ia pun kembali di uji dengan kanker jati yang dideritanya. Tami yang putus asa pun berniat membuat dirinya over dosis dengan mengonsumsi berbotol-botol alkohol. Ini membuat dada kembali terasa sakit, ia pun pingsan sebelum berhasil menghabiskan semua minumannya. Tami yang tergeletak tak berdaya di tepi jalan kembali di tolong oleh dokter yang sama. Tami pun mengalami koma selama seminggu  dirumah sakit.
“Kenapa dokter nda’ biarkan Aku mati mati saja!” kata Tami saat telah sadar.
“Kematian itu hanya tuhan yang menentukan saya dokter bertugas mengobati orang bukan membunuh orang” kata dokter yang diketahui bernama Dr. Andra.
“Percuma kalau Aku hidup dok, saya sendirian di dunia ini.”
“ Kata siapa kamu sendirian?”
“Buktinya sekarang kamu sama saya disini”
“ Aku serius dok. Usiaku tinggal 10 hari kan?”
“Itu Cuma prediksi dokter, Tuhan yang bisa berkata lebih dari itu!”
Setelah berhari-hari dirumah sakit, Dr. Andra pun mengajak Tami ke sebuah Panti asuhan anak-anak yatim piatu. Banyak pelajaran berharga ia dapat disana. Anak-anak panti asuhan ini tetap terlihat ceria walau ayah dan ibunya telah tiada. Bahkan beberapa dari mereka tak pernah melihat orang tua mereka.
Dari sana Tami mendapat dorongan semangat. Apa lagi kata dokter penyakit yang ia derita masih bisa sembuh.
“Saya tahu tempat yang cocok agar kamu tetap semangat. Namanya Yayasan Bhinneka Tunggal Ika di Palopo Sulawesi Selatan” kata Dr. Andra.
Tami pun lantas pergi ke Yayasan BTI dengan diantar oleh Dr. Andra dari Yogya. Dengan harapanya akan sembuh.
Setibanya di BTI, Tami pun bertemu dengan Samuel dan Fajar yang akhirnya menjadi sahabat. Dua teman barunya itu membuanya semakin bersemangat melawan penyakitnya. Kini Uttami Viriyanti kembali menjadi seorang Buddies yang taat, seperti dulu.
Kisahnya yang hamper serupa denganku, membuatku mengerti apa yang dirasakannya. Tetap semangat Uttami Viriyanti.


_____________________________
Terima kasih atas kunjungan Anda dan telah bersedia membaca karya-karya sederhana kami. Dukung blog Kosan Karya dengan mengklik iklan yang tampil. Klik share jika Anda menganggap karya ini menarik dan layak dibagikan, atau tinggalkan komentar, kritik, dan saran agar dapat menjadi acuan bagi penulis.
Salam,

Terima Kasih.

0 Response to "NOVEL | 1 Titik (part 8) - Pesona Indah dari Yogya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Beberapa karya dalam blog ini telah dibukukan dan diterbitkan, silakan klik DI SINI untuk melihat beberapa buku karya kami. Buku dapat dibeli secara resmi di toko Shopee kami Seputar Komputer Project
oOoOoOo

Iklan Tengah Artikel 1



Klik Di Sini Untuk Mengiklankan Produk Anda di Blog ini.

Iklan Tengah Artikel 2




Iklan Bawah Artikel

oOoOoOo
DUKUNG KOSAN KARYA UNTUK TERUS BERKARYA:

Donasi Via Saweria atau dukung Kosan Karya dengan klik iklan google (Google Adsense) yang tampil


Klik Di Sini Untuk Mengiklankan Produk Anda di Blog ini.

Beberapa karya dalam blog ini telah dibukukan dan diterbitkan, silakan klik DI SINI untuk melihat beberapa buku karya kami. Buku dapat dibeli secara resmi di toko Shopee kami Seputar Komputer Project
oOoOoOo