CERPEN | Belahan Lain Negeri Ini


Belahan Lain Negeri Ini
Karya: Ahmad M Mabrur Umar
13 Mei 2018,
“Indonesia kembali berduka. Telah terjadi ledakan bom di tiga titik di Surabaya,” seorang reporter TV menyampaikan laporannya.
“Para pelaku telah diidentifikasi adalah satu keluarga beragama Islam,” wanita berhijab itu diam sejenak sebelum akhirnya melanjutkan laporannya, “bom bunuh diri ini melibatkan wanita dan anak-anak.”
Ringtone hp-ku berdering. Terlihat pesan dari seorang teman umat kristian di grup kelasku.
Rescy: Mohon doanya teman-teman. Baru saja terjadi pengeboman di gereja di Surabaya.
Berita duka ini langsung tersebar. Banyak yang mencekam aksi ini, baik dari penganut agama lain bahkan dari Islam sendiri. Terang saja, menghilangkan nyawa seseorang sangat tidak diajarkan di ajaran agama mana pun. Terlebih lagi di sana pasti terdapat anak-anak yang mengerti apa-apa. Ironis memang. Negeri yang bersemboyan Bhinneka Tunggal Ika ini harus dicoreng dengan kejadian-kejadian yang memalukan ini.
Selama berminggu-minggu, berita tentang aksi teror ini makin menguasai beberapa media pemberitaan. Mulai dari bahasan tentang profil para pelaku, hingga berita penyergapan komplotan teroris di beberapa titik di tanah air. Bahkan beberapa berita hoax tentang akan dilakukannya beberapa aksi susulan, ini jelas membuat resah. Seolah tak ada lagi hal lain yang bisa diberitakan kepada masyarakat.
Berbagai pandangan pun mencuat. Ada yang memandang ini sebagai bentuk profokasi antarumat beragama. Ada juga yang berpandangan, ini adalah bentuk dari permainan oknum, untuk mengalihkan isu tentang banyak hal kejahatan yang menimpa negeri ini, seperti korupsi, kasus penindakan sewenang-wenang oknum, dan lain-lain. Bagi sebagian mereka yang sejalan, ada yang setuju dengan perbuatan keji ini, demi jihad katanya. Entahlah.
Beberapa minggu kemudian. Semua pemberitaan tentang aksi teror mulai mereda. Seperti telah terbiasa, semua aktivitas di negeri ini kembali normal. Anehnya teori pengalihan isu seolah benar. Sekali lagi entahlah.
***
29 Mei 2018,
Innalillahi wa innailahi rajiun. Telah berpulang ibunda dari sahabat kita.
Sebuah pesan mencengangkan menyebar di beberapa grup media sosial WhatsApp. Sontak semua sahabat turut mengucapkan bela sungkawa.
Pak Zahir: saya harap besok kita dari SEMMI bisa ikut melayat.
Pak Zahir: @asriadi tolong jemput saya besok
Saya: insya Allah besok teman-teman dari kelas dari TI E akan pergi juga, kalau mau kita bisa bareng
Irfandi: besok kita berangkat setelah sholat subuh.
...
Bertepatan dengan bulan Ramadhan, maka wacana bangun subuh bisa sedikit terlaksana. Setelah sahur langsung saja menunggu sholat subuh. Setelahnya grup kembali ramai. Tapi kali ini bukan di grup SEMMI namun di grup kelas TI E.
Anwar: woy... mana mi ko semua? Jadi atau tidak? Kenapa penyakit ngaret dari semester satu tidak hilang?
Anwar: setengah enam mi woy!!!
Seorang teman terkesan memarahi. Wajar saja, dia telah tiba di Palopo sejak pukul empat tadi.
Nirmala: Hujan!
Hujan menjadi salah satu kendala. Setengah jam kemudian, aku tiba di lokasi pertemuan kami. Hanya beberapa orang saja. Salah satu di antara mereka, Pak Zahir sudah terlihat siap dengan sweater biru dan syal yang melingkar di lehernya dengan warna yang sama. Salah satu dosen nyentrik di kampus.
“Berangkat mi, ada Rescy sudah menunggu di depan perumnas,” saran Anwar.
Dari Palopo hingga Angkona, Luwu Timur. Sepanjang jalan masalah utama kami adalah hujan. Belum lagi di beberapa daerah pembangunan jalan belum tuntas. Hingga perjalanan yang memang berjarak lintas kabupaten ini makin terasa lama. Jarak tempuh normal bisa memakan waktu hingga empat jam perjalanan. Kami tiba pukul sebelas dari yang seharusnya pukul sepuluh.
Bersalam-salaman dengan keluarga almarhumah. Kami tiba setelah proses pemakaman selesai hingga tak bisa ikut mengantarkan ke makam.
“Terima kasih teman-teman atas kehadirannya,” Irma menyambut kami.
...
Lepas dari kabar duka. Sebuah pemandangan lain terlihat di desa ini. Beberapa rumah terlihat memasang sebuah atribut yang terbuat dari janur yang dihias sedemikian rupa di depan rumah mereka.
“Ini apa?” tanya seorang teman.
“Hari ini kan hari raya waisak. Lihat rumahnya juga ada pura, jadi pemghuni rumah bisa dipastikan beragama Hindu,” aku coba berpendapat.
“Irma, bagaimana toleransinya di sini?” Pak Zahir coba bertanya.
“Di sini memang toleransinya tinggi. Bahkan yang tadi melayat bukan hanya dari umat Islam. Beberapa umat Hindu di sini juga ada yang datang. Juga teman-teman bapakku yang dari umat nasrani juga hadir,” yang ditanyai menerangkan.
Kami putuskan untuk melihat-lihat sejenak di sekitar desa. Sepanjang perjalanan kami yang terlihat adalah harmonisme yang luar biasa. Dari yang hidup hingga yang telah tiada pun berdampingan dengan damai. Dua buah plang menjadi bukti hal ini. Plang pertama tertulis “PEMAKAMAN UMAT KRISTIANI” dan tak jauh juga tertera “PEMAKAMAN UMAT HINDU.”
“Toleransinya luar biasa,” aku mengagumi.
“Tidak hanya di sini. Di tempatku, Toraja toleransi dijunjung tinggi. Walau pun di sana umat kami, nasrani adalah mayoritas tapi jangan salah di Toraja ada masjid terbesar di sana,” Rescy bercerita. Ya, agamanya memang nasrani.
“Lalu?”
“Kalau ada prosesi adat seperti pemakaman atau lainnya. Masyarakat Toraja pasti mengadakan acara besar-besaran. Seperti yang kau juga tahu kalau di sana selalu ada prosesi penyembelihan kerbau. Di beberapa tempat di Toraja, umat nasrani selalu menyiapkan satu kerbau hidup untuk diserahkan kepada umat Islam. Karena kami tahu dalam Islam ada proses sendiri dalam penyembelihan hewan.”
Saat media genjar memberitakan masalah intoleransi di belahan negeri ini. Justru di belehan lain negeri ini sudah lama menjunjung toleransi. Jauh dari berita teror yang belakangan meresahkan terlebih lagi mengatasnamakan salah satu agama. Ini jelas bukan perbuatan umat yang mengaku beragama yang benar, sebab agama tak pernah mengajarkan kekerasan. Agama adalah perdamaian.
...
“Kapan kita balik ke Palopo?” tanya Rescy padaku yang saat itu memboncengku.
“Tergantung mereka yang di depan,” jawabku.
“Masalah saya baru ingat dan tadi ditelepon. Ada acara LDK di organisasi keagamaanku dan saya ketua panitianya.”
“Coba tanyakan ke mereka.”
“Teman-teman! Mungkin bisa kita balik sekarang ke Palopo,” dan dia menjelaskan.
“Jam berapa acaranya?”
“Jam delapan dan sekarang sudah jam tiga.”
Jika perjalanan kami bisa ditempu dalam empat jam maka itu masih mungkin. Namun, tiba-tiba hujan mengguyur dengan deras. Kami memutuskan menunggu hingga reda. Sholat Ashar sudah selesai namun hujan belum kunjung reda. Hingga kami putuskan untuk melanjutkan perjalanan setelah berbuka puasa nanti.
Aku tahu Rescy pasti sangat risau. Karena tak bisa menghadiri acara LDK tepat waktu. Apa mau dikata, dia memutuskan untuk tetap menghargai kami yang berpuasa karena bila perjalanan dilanjutkan pasti tak akan sampai juga tepat waktu.
Setelah berbuka dan melaksanankan sholat Magrib. Kami memutuskan melanjutkan perjalanan balik ke Palopo. Di tengah perjalanan kami ditawarkan untuk mampir ke rumah salah seorang teman. Dan lagi ini tentunya mengulur waktu.
...
“Tadi malam saya dimarahi di telepon oleh senior. Pasti nanti kalau saya ke sekret pun akan disemprot habis-habisan,” Rescy bercerita di kampus keesokan harinya.
***

_____________________________
Terima kasih atas kunjungan Anda dan telah bersedia membaca karya-karya sederhana kami. Dukung blog Kosan Karya dengan mengklik iklan yang tampil. Klik share jika Anda menganggap karya ini menarik dan layak dibagikan, atau tinggalkan komentar, kritik, dan saran agar dapat menjadi acuan bagi penulis.
Salam,

Terima Kasih.

0 Response to "CERPEN | Belahan Lain Negeri Ini"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Beberapa karya dalam blog ini telah dibukukan dan diterbitkan, silakan klik DI SINI untuk melihat beberapa buku karya kami. Buku dapat dibeli secara resmi di toko Shopee kami Seputar Komputer Project
oOoOoOo

Iklan Tengah Artikel 1



Klik Di Sini Untuk Mengiklankan Produk Anda di Blog ini.

Iklan Tengah Artikel 2




Iklan Bawah Artikel

oOoOoOo
DUKUNG KOSAN KARYA UNTUK TERUS BERKARYA:

Donasi Via Saweria atau dukung Kosan Karya dengan klik iklan google (Google Adsense) yang tampil


Klik Di Sini Untuk Mengiklankan Produk Anda di Blog ini.

Beberapa karya dalam blog ini telah dibukukan dan diterbitkan, silakan klik DI SINI untuk melihat beberapa buku karya kami. Buku dapat dibeli secara resmi di toko Shopee kami Seputar Komputer Project
oOoOoOo